News – , Jakarta – Sebuah insiden tragis menimpa pesawat Air India pada 12 Juni 2025, ketika salah satu unit Boeing 787-8 Dreamliner jatuh tak lama setelah lepas landas. Kecelakaan ini menjadi sorotan tajam mengingat jenis pesawat tersebut diklaim mengusung teknologi baru dan dinobatkan sebagai salah satu yang paling aman di dunia. Pesawat nahas itu menimpa area perumahan di dekat kampus sekolah kedokteran, menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa.
Tragedi ini merenggut total 265 nyawa dan menyebabkan 50 orang lainnya luka-luka. Dari jumlah korban tewas, sebanyak 241 adalah penumpang pesawat, dengan hanya satu penumpang yang berhasil selamat dari insiden mengerikan tersebut. Jumlah korban yang signifikan menunjukkan skala kehancuran yang ditimbulkan oleh jatuhnya Dreamliner tersebut.
Dikutip dari globalair, Boeing 787-8 Dreamliner adalah sebuah pesawat jet penumpang berbadan lebar dengan mesin ganda, yang dikembangkan oleh Boeing Commercial Airplanes. Pesawat canggih ini dirancang untuk mampu menampung antara 242 hingga 335 penumpang, tergantung pada konfigurasi tempat duduk tiga kelas umum. Reputasinya sebagai “burung besi” modern menjadikannya pilihan utama bagi banyak maskapai penerbangan global.
Klaim sebagai pesawat paling hemat bahan bakar dan pionir dalam penggunaan material komposit sebagai bahan konstruksi utama merupakan salah satu keunggulan utama Boeing 787-8 Dreamliner. Efisiensi bahan bakarnya mencapai 20 persen lebih baik dibandingkan dengan Boeing 767. Perbedaan signifikan lainnya meliputi sistem penerbangan elektrik yang lebih canggih, desain ujung sayap yang menyapu (raked wingtips), serta fitur chevron peredam kebisingan pada nacelle mesin, yang semuanya berkontribusi pada performa dan kenyamanan yang unggul.
Perjalanan pesawat Boeing 787 dimulai dengan nama proyek 7E7 sebelum resmi berganti nama menjadi Boeing 787 pada Januari 2005. Peluncuran perdananya dilakukan pada 8 Juli 2007 di Pabrik Boeing, Everett. Dalam proses pengembangannya, Boeing melibatkan pemasok global dari berbagai negara, dengan perakitan akhir dilakukan di pabrik Boeing di Everett dan Carolina Selatan, Amerika Serikat.
Meski awalnya dijadwalkan untuk mulai beroperasi pada Mei 2008, proyek Boeing 787 menghadapi sejumlah penundaan. Namun, dedikasi dalam pengembangannya tak pernah padam. Penerbangan pertamanya sukses dilaksanakan pada 15 Desember 2009, dan seluruh uji terbang rampung pada pertengahan 2011, menandai kesiapan operasional pesawat revolusioner ini.
Sebagai pesawat penumpang modern, Boeing 787-8 Dreamliner memiliki dimensi yang mengesankan: panjang 224 kaki, rentang sayap mencapai 197 kaki, dan tinggi menjulang hingga 55 kaki 10 inci. Bagian kabin penumpang dirancang luas dengan tinggi 19 kaki 7 inci dan lebar 18 kaki, menawarkan volume ruang yang lapang mencapai 2.404 kaki kubik, memastikan kenyamanan maksimal bagi para penumpang.
Dalam hal performa, pesawat canggih ini diawaki oleh dua orang pilot dan mampu menempuh jarak jelajah hingga 6.430 mil laut. Kecepatan jelajahnya mencapai 490 knot, dengan kecepatan maksimal hingga 515 knot. Kemampuannya untuk terbang di ketinggian hingga 43.000 kaki menunjukkan kapasitas operasionalnya yang luas di berbagai kondisi penerbangan.
Untuk beroperasi, Dreamliner membutuhkan landasan pacu sepanjang 9.400 kaki untuk lepas landas, sementara jarak pendaratan minimumnya adalah 5.700 kaki. Bobot maksimum saat lepas landas dapat mencapai 553.000 pon, dengan berat kosong 295.500 pon. Kapasitas tangki bahan bakarnya sangat besar, sanggup menampung hingga 33.384 galon, mendukung jangkauan penerbangannya yang luas.
Ida Rosdalina turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Mengapa Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Sulit Tercapai