Home / Autos / CVT Awet! Ini Dia Cara Merawat Mobil CVT yang Benar

CVT Awet! Ini Dia Cara Merawat Mobil CVT yang Benar

SOLO, KOMPAS.com – Popularitas mobil matik yang mengandalkan transmisi Continuously Variable Transmission (CVT) semakin meroket di kalangan kendaraan modern, berkat reputasinya yang dikenal menawarkan perpindahan gigi yang sangat halus dan efisiensi bahan bakar yang optimal.

Namun, di balik keunggulan tersebut, sistem transmisi CVT membutuhkan perhatian dan perawatan CVT yang cermat. Tanpa penanganan yang tepat, komponen vital di dalamnya berisiko mengalami kerusakan dini, yang pada akhirnya akan memicu biaya perbaikan yang tidak sedikit.

Menyadari pentingnya hal ini, Iwan, pemilik bengkel mobil Iwan Motor di Solo, berbagi serangkaian panduan praktis untuk memastikan mobil matik CVT Anda tetap prima dan memiliki masa pakai yang lebih panjang.

Menurut Iwan, langkah pertama yang krusial adalah rutin ganti oli CVT setiap 20.000 kilometer. Lebih lanjut, ia menyarankan untuk menguras seluruh sistem dan mengganti filter oli CVT pada setiap kelipatan 40.000 kilometer. Tidak kalah penting, pastikan Anda memilih jenis oli CVT yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan dan memiliki kualitas premium.

Iwan menambahkan, oli CVT berkualitas tinggi biasanya diformulasikan dengan base oil full synthetic dan diperkaya dengan paket aditif lengkap yang dirancang khusus untuk melindungi dan mengoptimalkan kinerja transmisi CVT.

Selain aspek pelumasan, Iwan turut menekankan pentingnya gaya berkendara. Ia mengimbau pemilik mobil matik CVT untuk membatasi frekuensi melintasi jalur menanjak yang curam atau panjang. Kondisi jalan seperti ini dapat membebani sistem transmisi secara berlebihan, mempercepat keausan komponen.

Terakhir, Iwan mengingatkan pentingnya perawatan berkala menyeluruh pada seluruh bagian mobil, serta penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang benar-benar sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan Anda.

Melengkapi pandangan tersebut, Ibrohim, Foreman Nissan Bintaro, turut membenarkan bahwa perawatan transmisi CVT pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan transmisi otomatis konvensional lainnya, di mana penggantian oli memegang peranan sentral.

“Betul, ada penggantian oli CVTF (Continuously Variable Transmission Fluid) secara rutin,” jelas Ibrohim kepada Kompas.com. Ia menambahkan, meskipun serupa dalam prinsip, metode penentuan waktu penggantian oli CVTF ini memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari transmisi matik konvensional.

Lebih lanjut, Ibrohim mengungkapkan bahwa cara paling akurat untuk menentukan waktu yang tepat untuk mengganti oli CVT adalah dengan memantau “poin deterioration“.

Poin deterioration ini dapat dibaca menggunakan alat pindai (scan tool) di bengkel resmi,” terang Ibrohim. Sebagai alternatif, atau untuk menjaga optimalitas komponen CVT, penggantian oli CVTF juga dapat dilakukan secara rutin setiap 40.000 kilometer jarak tempuh.

Sebagai informasi tambahan, poin deterioration adalah indikator digital atau sistem penilaian canggih yang terintegrasi pada komputer mobil (ECU). Fungsinya adalah untuk mengukur secara presisi tingkat keausan atau penurunan kualitas oli CVT berdasarkan serangkaian parameter operasional.

Di samping penggantian oli CVT, tak jarang bengkel juga menawarkan layanan flushing atau pengurasan total untuk memastikan kebersihan sistem dan mencapai hasil perawatan yang maksimal.

Namun, Ibrohim menegaskan, “Flushing sebaiknya hanya dilakukan jika oli CVTF memang jarang diganti. Tujuan utamanya adalah untuk membersihkan endapan kotoran yang menumpuk di dalam komponen CVT. Sejatinya, daripada menunggu kotoran menumpuk hingga perlu flushing, jauh lebih baik untuk melakukan penggantian oli CVT secara rutin agar sistem senantiasa bersih dan terawat.”

Terakhir, untuk mengoptimalkan perawatan transmisi CVT, pemilik mobil sangat dianjurkan untuk turut mengganti saringan oli CVT. Tindakan ini idealnya dilakukan bersamaan dengan setiap kali melakukan penggantian oli CVT agar kinerja transmisi tetap optimal.

Tag: