Home / Finance / IKK Mei 2025 Anjlok! Apa Artinya Bagi Ekonomi Indonesia?

IKK Mei 2025 Anjlok! Apa Artinya Bagi Ekonomi Indonesia?

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2025 masih menunjukkan optimisme, berada di angka 117,5 – tetap di atas ambang batas 100. Walaupun demikian, angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan capaian April yang menyentuh level 121,7.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, keyakinan konsumen pada bulan Mei ini masih solid, didukung oleh dua faktor utama, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).

Secara rinci, IKE tercatat sebesar 106, sementara IEK berada di level 129. “Angka ini memang lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, di mana IKE mencapai 113,7 dan IEK 129,8,” jelas Denny dalam keterangan resminya, Kamis, 12 Juni 2025.

Survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa optimisme masih terasa di seluruh kelompok pengeluaran. Kelompok dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta mencatatkan IKK tertinggi, yaitu sebesar 120,5. Kendati demikian, secara umum, IKK mengalami penurunan di semua kelompok pengeluaran.

Lebih lanjut, angka IKE yang mencapai 106 pada Mei 2025 merupakan catatan terendah sejak Januari 2023. Salah satu komponen utama IKE, yaitu Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, bahkan merosot ke zona pesimistis dengan angka 95,7.

Namun, ada secercah harapan. Masyarakat masih menyimpan optimisme terhadap prospek ketersediaan lapangan kerja dalam enam bulan mendatang. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja yang masih berada di level yang cukup tinggi, yaitu 123,8.

Menanggapi hal ini, ekonom senior Bright Institute, Awalil Rizky, menyoroti penurunan keyakinan konsumen, terutama terkait Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja yang sudah memasuki zona pesimistis.

“Ini adalah nilai terendah dan pertama kalinya indeks ini memasuki zona pesimistis dalam lebih dari tiga tahun terakhir,” ungkap Awalil dalam keterangan tertulis pada Ahad, 15 Juni 2025. Menurutnya, meskipun sebagian besar masyarakat masih melihat adanya peluang kerja dalam enam bulan ke depan, tingkat keyakinan mereka relatif rendah dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya.

Pilihan Editor: Cadangan Devisa Menipis. Apa Risikonya Bagi Rupiah?