Pembukaan Indo Defence Expo & Forum 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, yang diresmikan secara langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, menandai dimulainya perhelatan akbar yang menghadirkan berbagai teknologi militer dan sistem persenjataan canggih, baik dari industri pertahanan dalam negeri maupun mancanegara. Pameran ini menjadi ajang strategis bagi para pelaku industri pertahanan global.
Setelah resmi membuka Pameran Indo Defence, Presiden Prabowo Subianto meluangkan waktu untuk meninjau langsung gerai-gerai produsen dan penyedia alat pertahanan. Salah satu sorotan utama kunjungan beliau adalah peluncuran dan peresmian kendaraan listrik taktis mutakhir terbaru dari PT Pindad, yakni MV3-EV “PANDU”. Sebagai simbol peresmian, Presiden Prabowo turut membubuhkan tanda tangannya pada pelat kendaraan tersebut.
MV3-EV “PANDU” adalah evolusi signifikan dari platform kendaraan operasional EV3 yang sebelumnya telah sukses dipasok ke Kementerian Pertahanan. Kendaraan yang semula beroperasi dengan mesin pembakaran internal (ICE) berbahan bakar diesel ini, kini telah sepenuhnya bertransformasi menjadi kendaraan bertenaga listrik. Vice President PT Pindad, Rakhmad Aryo, menjelaskan, “Dari situ kami meng-improve lagi, melakukan development lagi untuk mengubah EV3 yang awalnya berbasis ICE atau Internal Combustion Engine dengan diesel menjadi EV (kendaraan listrik).” Pernyataan ini menegaskan komitmen PT Pindad dalam pengembangan teknologi pertahanan ramah lingkungan.
Tak hanya fokus pada kendaraan darat, kunjungan Presiden Prabowo juga meliputi gerai Republikorp, di mana beliau meninjau langsung Stealth Missile Boat, sebuah kapal rudal siluman generasi terbaru. Pendiri Republikorp, Norman Joesoef, menjelaskan bahwa kapal ini dirancang khusus untuk beroperasi optimal di perairan dangkal (zona litoral). Kapabilitasnya meliputi pengoperasian secara berawak maupun nirawak, menjadikannya ideal untuk misi intelijen, pengintaian, serta serangan cepat dan presisi.
Norman Joesoef lebih lanjut mengklaim bahwa keunggulan kapal rudal siluman ini terletak pada fitur teknologi siluman serta kapabilitas manuvernya yang luar biasa di lingkungan laut terbatas, termasuk di titik-titik choke point strategis perairan Indonesia. Fitur-fitur canggih ini menjadikan kapal tersebut solusi ideal untuk pengawasan dan pengamanan wilayah perairan yang rentan terhadap perlintasan asing. “Kapal ini adalah representasi dari semangat kolektif bangsa untuk menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia,” tegas Norman, menggambarkan visi di balik inovasi pertahanan ini.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indo Defence Expo & Forum 2025 mengusung tema strategis “Defense Partnership for Global Peace and Stability”, merefleksikan komitmen bersama untuk perdamaian dan stabilitas global. Pameran ini berlangsung selama empat hari, dari 11 hingga 14 Juni 2025, dan berhasil menarik partisipasi luar biasa dari 1.180 peserta. Angka ini mencakup 659 perusahaan asing dari 42 negara sahabat serta 521 produsen industri pertahanan dalam negeri, menunjukkan skala internasional dari acara ini.
Sjafrie juga menyoroti beragam produk industri pertahanan yang dipamerkan, khususnya yang berasal dari manufaktur domestik. Di antaranya adalah Maung MV3 EV (yang juga dikenal sebagai PANDU), kendaraan tempur Harimau, dan senapan serbu SS3. Selain itu, PT PAL turut memamerkan keunggulannya dalam produksi kapal frigate Merah Putih, kapal bantu rumah sakit, dan landing platform deck. Sementara itu, PT Dirgantara Indonesia siap untuk memodernisasi jet tempur F-15, dan PT LEN menunjukkan inovasinya dengan unmanned aerial vehicle (UAV), combat management system motorcycle, serta bahkan becak listrik sebagai solusi pertahanan.
Tak ketinggalan, Indo Defence 2025 juga menjadi ajang unjuk gigi bagi industri pertahanan internasional. Berbagai alutsista canggih dari mancanegara yang dipamerkan meliputi Sukhoi 57 dari Rusia, sistem radar ASELSAN ALP300G dari Turkiye, dan pesawat tempur Rafale dari Prancis. Menariknya, selain fokus pada Alat Utama Sistem Senjata (alutsista), pameran ini juga menampilkan produksi non-alutsista, termasuk peralatan penanggulangan bencana alam dan berbagai kebutuhan kedaruratan lainnya, menegaskan spektrum luas solusi pertahanan yang dihadirkan.