News Ada alasan mengapa seri balap kesembilan MotoGP Italia akan menjadi momen krusial bagi Francesco Bagnaia. Persaingan gelar juara yang semakin menjauh, membuat Bagnaia tidak punya alasan lagi untuk melewatkan kesempatan berharga di depan pendukungnya sendiri.
Sejak awal musim MotoGP 2025, Francesco Bagnaia terus gagal memenuhi target yang ditetapkan untuk memulai perburuan gelar Juara Dunia. Mampukah ia bangkit di MotoGP Italia?
Setelah tes pramusim yang kurang memuaskan, juara dunia MotoGP dua kali ini diharapkan tampil maksimal di seri keempat, GP Qatar, sirkuit yang dianggap favoritnya karena banyaknya tikungan kanan.
Namun, justru rekan setimnya, Marc Marquez, yang dikenal ahli di tikungan kiri, berhasil meraih pole position dan kemenangan di Sprint Race serta balapan utama. Bagnaia justru tertinggal.
Deadline misi merebut gelar Bagnaia kemudian bergeser ke seri kelima, GP Spanyol, yang menandai dimulainya tur balapan di Eropa.
Selain karena Sirkuit Jerez sering menjadi titik balik kebangkitannya, rangkaian seri di Benua Biru dianggap sebagai panggung sesungguhnya dalam persaingan menuju puncak klasemen.
Sayangnya, Bagnaia kembali gagal menunjukkan performa terbaiknya, bahkan performanya menurun dan kalah dari pembalap non-Ducati, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha).
Tekad Besar Marco Bezzecchi setelah Jorge Martin Bikin Garasi Aprilia Kalut
Muncul hipotesis bahwa masalah yang dihadapi Bagnaia lebih dari sekadar masalah teknis semata. Apa yang sebenarnya terjadi dengan sang juara bertahan?
Bagaimana tidak? Dari seorang pembalap yang dominan hingga musim lalu, dengan 11 kemenangan dari 20 seri, “Nuvola Rossa” alias Awan Merah ini justru kesulitan bersaing.
Sumber masalahnya diduga berasal dari rekan setimnya sendiri, Marc Marquez. Persaingan internal di tim Ducati semakin memanas.
Pernyataan Marquez sebelum kompetisi, yang awalnya memuji Bagnaia namun kemudian meremehkannya dalam persaingan, dianggap sebagai trik “Si Alien” dalam perang mental.
Desember lalu, Marquez berkata, “Dia adalah orang yang telah memenangkan dua gelar (untuk Ducati) dan dia harus menjadi seseorang yang mengatur suasana pada awal musim dan pramusim.”
“Kami akan berusaha keras untuk mendekati levelnya, tetapi dia menjadi acuannya,” imbuh jagoan bernomor 93 tentang Bagnaia, seperti dilansir dari Motorsport.com.
Dari nada merendah, Marquez kemudian menunjukkan performa kuat di lintasan sejak tes pramusim hingga meraih kemenangan di dua seri pertama.
Marquez bahkan mengalihkan perhatian kepada adiknya, Alex Marquez (BK8 Gresini Racing), yang disebutnya sebagai rival utama. Apakah ini bagian dari strategi Marquez?
Konsistensi Alex dalam mengalahkan Bagnaia, termasuk selalu finis kedua di belakang Marc dalam sprint hingga menjelang pertengahan musim, semakin mendukung argumen tersebut.
Lantas, apa tanggapan Marquez soal kesulitan yang dialami Bagnaia?
“Saya tidak memperhatikannya. Saya fokus pada sisi pit saya, untuk mendapatkan 100 persen dari apa yang saya miliki,” ucap Marquez pada hari pertama GP Aragon pekan lalu.
“Saya melihat siapa pembalap tercepat kedua di Ducati, yaitu Alex. Saya tidak tahu apa yang sedang diuji Pecco,” tambah juara dunia MotoGP enam kali itu.
Keesokan harinya, Bagnaia mencapai titik nadir dengan finis di posisi ke-12 pada balapan Sprint GP Aragon. Ia bahkan dikalahkan oleh pembalap dari pabrikan lain yang performanya di bawah Ducati.
Dengan finis ke-12 di sprint, Bagnaia gagal mencetak poin dari balapan (sprint dan GP) sebanyak empat kali dari lima balapan terakhir. Sebuah kemunduran yang signifikan.
Namun, setelah serangkaian hasil buruk, Bagnaia menunjukkan karakternya dengan bangkit dan finis ketiga pada balapan utama GP Aragon.
Apa yang menjadi kunci kebangkitannya? Cakram rem depan yang lebih besar. Setidaknya, itulah satu-satunya informasi yang dibagikan Bagnaia kepada publik.
“Dengan cakram lebih besar, bannya lebih mudah terkunci tetapi kita memiliki kontrol lebih baik. Jika bannya terasa terkunci, kita lepas rem sedikit, tetapi remnya tetap bekerja,” jelasnya.
Pertanyaannya sekarang, dapatkah Bagnaia mempertahankan peningkatan performanya di seri berikutnya, MotoGP Italia, yang akan berlangsung pada 20-22 Juni 2025 di Sirkuit Mugello, Toskana, Italia?
Mugello telah menjadi “taman bermain” bagi Bagnaia sejak tahun 2022. Akankah ia kembali berjaya di sana?
Bersama dengan Red Bull Ring (lokasi seri ke-13 GP Austria), Mugello adalah sirkuit di mana Bagnaia berhasil menyapu bersih kemenangan Sprint Race dan balapan utama dalam dua musim terakhir.
Meskipun demikian, dengan ketertinggalan 93 poin dari Marc Marquez di puncak klasemen dan 61 poin dari Alex di urutan kedua, Bagnaia tidak bisa lagi menunda untuk menunjukkan eksistensinya dalam persaingan gelar juara dunia.
Carlo Pernat, seorang tokoh senior di paddock MotoGP, berpendapat bahwa persaingan saat ini didominasi oleh Marc Marquez. Hanya “Si Alien” yang bisa mengalahkan dirinya sendiri.
“Awan Merah” bisa berubah menjadi “Awan Mendung” jika taman bermain Bagnaia kembali dikuasai oleh pesaingnya, terutama jika pesaing itu adalah Marc Marquez.
“Kalau (Marc) Marquez tidak membuat kesalahan, kejuaraan akan segera berakhir. Saya khawatir itu terjadi di 3-4 seri tersisa yang akan menjadi sebuah rekor,” ucap Pernat, seperti dilansir dari GPone.com.
“Ada kebangkitan yang bagus dari Bagnaia. Mungkin Pecco menyadari sesuatu. Dia membuat Marc Marquez keluar dari kepalanya. Dia memilikinya sejak balapan pertama.”
“Dia (Bagnaia) seorang yang perfeksionis, dan karena itu, ketika dia harus membuat motornya pas, sampai 100 persen pas, mereka tidak bergerak.”
“Tetapi Marc, seorang berbakat, yang mengendarai motor di atas masalah-masalahnya, dia tidak peduli tentang hal itu.”
“Semoga, dengan mengeluarkan Marc Marquez dari isi kepalanya, Pecco bisa kembali menjadi dirinya sendiri. Saya berharap begitu, karena dia seorang pembalap juara.”
“Namun, kejuaraan dunia, saya ulangi, kalau tidak ada kesalahan-kesalahan dari Marc, persaingannya akan menjadi dia (Marc) melawan dirinya sendiri, melawan bayangannya.”
Sebuah Saran dari Kepala Kru, Pecco Bagnaia dkk Lupakan Saja Ide Tiru Gaya Berkendara Marc Marquez