Home / Family And Relationships / Rujuk! Paula Verhoeven & Baim Wong Kembali Bersama: Hikmah Pernikahan

Rujuk! Paula Verhoeven & Baim Wong Kembali Bersama: Hikmah Pernikahan

UNGGAHAN terbaru Baim Wong di akun Instagram pribadinya baru-baru ini berhasil menyedot perhatian publik secara luas. Momen tersebut menampilkan Baim bersama Paula Verhoeven dalam sebuah foto yang diambil di acara kelulusan sekolah putra mereka, Kiano dan Kenzo.

Tak pelak, unggahan ini langsung dibanjiri beragam respons dari warganet. Banyak di antaranya melayangkan pujian atas sikap Baim Wong yang dinilai telah “menurunkan ego” demi berfoto bersama Paula Verhoeven. Lebih jauh, harapan akan rujuknya Baim dan Paula agar dapat kembali menjadi pasangan suami istri pun kembali menggema di kolom komentar.

“Semoga Allah mempersatukan mereka kembali, mereka bisa belajar dari kesalahan, semoga Allah memberi jalan yang terbaik buat mereka. Amin ya Allah,” tulis seorang warganet penuh harap. Senada, warganet lain menimpali, “Sebagai penonton untuk family ini senantiasa mendoakan agar terbuka hati masing-masing bisa bersama kembali. Memang sukar tapi tiada yang mustahil dalam kehidupan.” Sentimen ini mencerminkan kerinduan publik akan keutuhan keluarga selebriti tersebut.

Potensi Baim Wong dan Paula Verhoeven untuk kembali bersatu sebagai suami istri tentu saja sangat mungkin, asalkan keduanya bersepakat untuk memilih rujuk. Lebih dari sekadar harapan warganet, konsep rujuk ini ternyata memiliki sejumlah hikmah dan nilai penting dalam sebuah pernikahan, khususnya dalam pandangan Islam.

Dalam konteks syariat Islam, perceraian memang merupakan salah satu perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah SWT. Namun, ini bukan berarti semua jalan telah tertutup bagi pasangan yang terlanjur memutuskan berpisah. Islam memberikan ruang dan jalan untuk memperbaiki ikatan yang telah retak, yakni melalui mekanisme rujuk.

Dikutip dari NU Online, disyariatkannya rujuk tidak lain karena mengandung berbagai hikmah yang mendalam. Berikut adalah beberapa hikmah utama di balik konsep rujuk dalam pernikahan:

1. Hati Manusia Dapat Berubah

Sejatinya, sifat hati manusia bersifat dinamis dan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Keputusan untuk bercerai sering kali diambil di tengah luapan emosi, amarah, atau kebencian akibat permasalahan rumah tangga yang memuncak. Akan tetapi, tidak jarang seiring meredanya badai emosi tersebut, muncul kesadaran akan betapa berartinya sosok mantan pasangan dalam hidup. Rasa penyesalan pun perlahan menyelimuti, menyadarkan akan kekosongan yang ditinggalkan oleh ketiadaan mereka.

Ketika kondisi ini terjadi, hal tersebut dapat diartikan sebagai campur tangan ilahi yang mengubah hati, dari semula dipenuhi kebencian menjadi kembali memancarkan kasih sayang, bahkan cinta. Oleh karena itu, dalam ajaran Islam, perceraian (terutama talak satu atau dua) tidak serta-merta dianggap sebagai akhir dari segalanya. Justru, hal ini membuka peluang bagi perubahan situasi, di mana pasangan bisa bersepakat untuk rujuk dan kembali membangun bahtera rumah tangga yang sempat oleng.

2. Menjaga Keutuhan Rumah Tangga

Disyariatkannya rujuk juga selaras dengan fitrah manusia yang tak luput dari kekhilafan dan kerap diliputi penyesalan. Seringkali, keputusan perceraian diambil secara impulsif atau dalam keadaan emosi yang tidak stabil. Setelah kenyataan berpisah terjadi, tidak sedikit pasangan yang merasakan penyesalan mendalam dan memiliki keinginan kuat untuk memperbaiki kembali biduk rumah tangga mereka. Mekanisme rujuk inilah yang menyediakan jembatan bagi mereka untuk kembali bersatu sebagai suami istri, mengembalikan keutuhan yang sempat retak.

3. Sarana Memperbaiki Diri

Masa pasca-perceraian seringkali menjadi periode introspeksi dan perenungan mendalam. Kondisi ini dapat mendorong seseorang untuk mengubah perilaku, mengevaluasi diri, serta memperbaiki cara pandang terhadap pasangan maupun akar permasalahan yang ada. Apabila cinta dan kasih sayang masih bersemi di antara keduanya, dan talak belum mencapai batas ketiga, maka pilihan untuk rujuk adalah langkah yang sangat dianjurkan.

Keputusan rujuk bukan sekadar kembali bersama, melainkan sebuah kesempatan emas untuk menjadikan setiap konflik atau masalah di masa lalu sebagai pelajaran berharga. Ini menjadi momentum bagi masing-masing pihak untuk saling berbenah diri, menumbuhkan versi terbaik dari diri mereka, dan membangun fondasi rumah tangga yang lebih kuat dan harmonis di masa mendatang.