Pacitan, sebuah kota yang terkenal dengan wisata pantainya, ternyata juga menyimpan destinasi spiritual yang kaya akan cerita sejarah dan nuansa mistis. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Sentono Genthong Pacitan.
Terletak di puncak Bukit Karang, tempat ini menawarkan pemandangan spektakuler yang menghadap langsung ke Teluk Pacitan. Namun, daya tarik utama dari Sentono Genthong bukan hanya panoramanya, melainkan aura spiritual yang begitu kuat serta kisah legenda yang menyelimutinya.
Keindahan Alam dan Akses Mudah Menuju Sentono Genthong
Sentono Genthong berada di Desa Dadapan, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Akses menuju tempat ini terbilang mudah, baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum dari jalur bus Pacitan-Solo. Dengan harga tiket yang sangat terjangkau, pengunjung dapat menikmati suasana sejuk, keindahan alam, dan kekayaan sejarah yang sulit dilupakan.
Dari ketinggian, pengunjung dapat menyaksikan keindahan Kota Pacitan, hamparan Teluk Pacitan, serta Gunung Limo yang menjadi latar belakang sempurna bagi tempat ini.
Makna Nama dan Misteri Sentono Genthong Pacitan
Nama Sentono Genthong memiliki arti yang dalam. “Sentono” berarti tempat bertapa, sedangkan “Genthong” adalah wadah dari tanah liat. Konon, dahulu terdapat tulang belulang dalam genthong yang diyakini memiliki kekuatan mistis. Tulang tersebut dipercaya dapat menentukan keberhasilan cita-cita seseorang. Jika tulang berdiri tegak, harapan akan terwujud, namun jika tulang tergeletak, keinginan dianggap gagal.
Hilangnya tulang belulang tersebut pada tahun 1871, baik karena diambil oleh juru tulis Belanda atau menghilang dengan suara gemuruh, hingga kini masih menjadi misteri yang tak terpecahkan.
Legenda Syekh Subakir dan Sentono Genthong
Sentono Genthong juga erat kaitannya dengan kisah Syekh Subakir, seorang ulama dari Persia yang dipercaya memasang tumbal di tempat ini sekitar abad ke-15. Tujuannya adalah untuk menenangkan roh-roh halus yang menguasai tanah Jawa agar manusia dapat hidup damai dan tenteram di Pulau Jawa.
Menurut sejarah yang tertulis dalam Babad Pacitan Jawa Kuno karya R. Glondowardoyo Wedana, Syekh Subakir dan Syekh Barabah Al Farizi memainkan peran penting dalam menumbali tanah Jawa dari gangguan makhluk gaib.
Tempat Wisata Religi dan Harmoni Umat Beragama
Sentono Genthong kini dikenal sebagai wisata religi di Pacitan. Banyak peziarah datang untuk mencari ketenangan spiritual, mengenang sejarah, atau sekadar menikmati keindahan alam. Bahkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pernah berkunjung ke tempat ini dan menegaskan pentingnya Sentono Genthong sebagai simbol harmoni antarumat beragama.
“Kalau mau dibilang wisata religi, Sentono Genthong ini ya wisata religi. Ada cerita tentang Sentono Genthong dan ulama Persia Syekh Subakir, yang dikenal membangun kehidupan yang damai bagi masyarakat,” ujar Khofifah.
Sentono Genthong: Perpaduan Sejarah, Budaya, dan Spiritualitas
Hingga kini, Sentono Genthong tetap terjaga keasliannya. Genthong yang terlihat baru dan cungkup yang kokoh tanpa perbaikan menambah kesan mistis tempat ini. Juru kunci yang merawat tempat ini dipilih dari orang tua yang sudah tidak bekerja dan hidup dari sedekah para peziarah.
Di balik panorama yang menawan, Sentono Genthong menyimpan warisan sejarah dan budaya yang tak ternilai. Kisah-kisah mistis, jejak Syekh Subakir, dan kepercayaan masyarakat membuat tempat ini menjadi destinasi yang layak dikunjungi, baik untuk wisata sejarah, spiritual, maupun pencinta panorama alam.
Kesimpulan
Sentono Genthong Pacitan bukan hanya destinasi wisata, melainkan jendela menuju masa lalu yang sarat dengan cerita legenda, sejarah, dan kekuatan spiritual. Tempat ini mengajarkan pentingnya menjaga warisan budaya, serta harmoni antara manusia, alam, dan kepercayaan leluhur.
Bagi Anda yang mencari wisata unik dengan nuansa berbeda, Sentono Genthong Pacitan adalah pilihan yang tepat untuk disinggahi.