jpnn.com, JAKARTA – Penyanyi populer Vidi Aldiano akhirnya angkat bicara mengenai polemik yang tengah dihadapinya, menegaskan bahwa prioritas utamanya saat ini adalah pemulihan kesehatan. Ia mengungkapkan bahwa selama ini memilih diam demi fokus pada proses pengobatan kanker yang dideritanya. “Saat ini fokus utamaku adalah untuk kesehatan aku,” ujar Vidi Aldiano melalui akun Instagram pribadinya pada Kamis (12/6).
Suami Sheila Dara ini melanjutkan, belakangan dirinya harus rutin bolak-balik ke Penang, Malaysia, untuk menjalani serangkaian pengobatan intensif. Kondisi kesehatannya memerlukan konsumsi obat-obatan yang jauh lebih keras dibandingkan regimen yang ia jalani dalam lima tahun terakhir. Pria berusia 35 tahun itu menjelaskan, “Efek samping obat ini lebih keras jauh dibandingkan apa yang aku sudah alami lima tahun terakhir,” sebuah kondisi yang menuntut konsentrasi penuh pada proses pemulihan.
Di tengah perjuangan kesehatan tersebut, Vidi Aldiano juga turut menanggapi polemik hukum yang melibatkan namanya. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memiliki niat buruk kepada siapa pun, terutama terkait kasus gugatan hak cipta yang kini menjadi sorotan publik. “Apa pun yang sedang terjadi sekarang, percayalah, aku enggak pernah punya niat buruk ke siapa pun. Aku hanya ingin terus bisa hidup, mencintai hidup dan membaginya terus lewat nada-nada yang aku keluarkan,” imbuhnya, menyampaikan pesan tulus di tengah situasi sulit.
Gugatan ini datang dari pencipta lagu legendaris “Nuansa Bening”, Keenan Nasution dan Rudi Pekerti. Keduanya melayangkan gugatan sebesar Rp 24,5 miliar kepada Vidi Aldiano. Inti permasalahan ini adalah penggunaan lagu “Nuansa Bening” oleh Vidi Aldiano tanpa izin resmi dalam sekitar 300 pertunjukannya yang berlangsung dari tahun 2008 hingga 2024.
Hingga saat ini, penyanyi yang dikenal dengan suara khasnya itu belum memberikan tanggapan resmi mengenai gugatan yang diajukan oleh Keenan Nasution dan Rudi Pekerti. Situasi ini menambah kompleksitas pada masa pemulihan kesehatan Vidi Aldiano yang sedang berjalan. (ded/jpnn)